Total Tayangan Halaman

Kamis, 30 Juni 2011

Jam Tangan Ponsel Terlengkap & Termurah

Terlepas ini buatan mana, inilah jam tangal ponsel paling keren yang pernah kami temui. Penthouse Cell Phone Watch adalah jam tangan ponsel yang bisa menggunakan dua buah SIM (dual SIM, jaringan GSM) dan terdapat layar sentuh dengan ukuran 1,5 inch.

Jam tangan ponsel ini juga diklaim sebagai ponsel terkecil di dunia karena memang kita bisa melepaskannya dan digunakan sebagai ponsel dimana ukurannya hanya 47×55 mm saja. Kecil banget kan?? Di bagian samping, tersedia tombol angka dan juga tombol navigasi untuk memudahkan kita dalam mengakses menu yang ada di layarnya.
http://www.geeky-gadgets.com/wp-content/uploads/2008/10/mobile_phone_watch1.jpg
Kalau masih kurang, jam tangan ponsel ini juga dilengkapi dengan kamera walaupun hanya beresolusi VGA, merekam video format AVI (176×144, 5fps) sampai mendengar lagu. Media penyimpanan menggunakan kartu memori microSD dan diberikan gratis untuk kapasitas 1 GB sedangkan memori internal sebesar 506 KB.
http://www.slipperybrick.com/wp-content/uploads/2010/05/cellp.jpg
Untuk kelengkapannya, dengan harga hanya US$ 112,81 (sekitar Rp. 1 jutaan), di paket pembeliannya disediakan Bluetooth Handsfree, 2 buah baterai dan travel adapter. Pokoknya dengan harga segitu, inilah jam tangan ponsel termurah dan terlengkap yang pernah ada.

http://eksplorasi-dunia.blogspot.com/2010/05/jam-tangan-ponsel-terlengkap-termurah.html

Kamis, 26 Mei 2011

Rabu, 11 Mei 2011

ABS

ANTILOCK BRAKE SYSTEM
ABS
(Antilock Brake System)
Sistem rem yang mengontrol tekanan minyak rem dari master cylinder ke setiap cylinder roda/caliper agar tidak terjadi penguncian(locking) pada saat pengereman berlangsung, sehingga kendaraan dapat berhenti dengan baik dan cepat.
Pengertian Dasar Rem
Saat roda belakang terkunci,



Gaya sentripetal pada roda belakang akan mendekati angka “0”. Pada kondisi tersebut, bila roda depan dibelokkan atau ada gaya lain (misalnya kondisi permukaan jalan, perubahan koefisien gesek dll) maka terjadi gaya sentrifugal sehingga kendaraan akan membanting ke satu sisi.
Pengertian Dasar Rem



Saat Roda depan Terkunci
Gaya Sentripetal pada roda depan mendekati angka “0”. Bila kendaraan dibelokkan pada saat kondisi jalan licin, kendaraan tidak akan berbelok. Ditambah lagi dengan terjadinya gaya sentrifugal yang dihasilkan dari luar akan dihilangkan oleh gaya sentripetal dari roda belakang. Sehingga kendaraan terus melaju ke depan.
Kerja Pengereman
Slip Ratio = Kecepatan kendaraan - Kecepatan roda
Kecepatan kendaraan
Slip ratio = 0, kecepatan kendaraan = kecepatan roda
Slip ratio = 1, kecepatan roda = 0, roda mengunci
Hubungan antara Efisiensi Pengereman (Gaya Pengereman) dengan Koefisien Resistansi Pengereman dinyatakan sebagai :
Gaya Pengereman = µ. W
µ = koefisien gesek
W = beban pada roda (berat kendaraan)
Hubungan Koefisien Gesek dengan Slip Ratio Pada Jalan Kasar


• Saat gaya pengereman meningkat dengan tekanan gradual pada pedal rem baik koefisien resistansi rem maupun slip ratio akan meningkat juga.
• Sebaliknya saat slip ratio 1.0 (roda terkunci) koefisien resistansi pengereman akan menurun


PERBEDAAN ABS DENGAN NON ABS
KENDARAAN NON ABS


KENDARAAN DILENGKAPI ABS


Proses Kontrol Rem Konvensional Proses Kontrol Rem ABS


KOMPONEN ABS
• WSS = Wheel speed sensor ( 3atau4 buah)
• Hydraulic Unit (actuator) ( 1 buah)
• ABS CM = ABS Control Module (1 buah)
• Master Cylinder ( 1 buah )
• Brake Caliper (4 buah)
• Lampu Peringatan ABS
• G sensor (1 buah): mendeteksi gaya inersia pada body kendaraan.(4WD)

Konstruksi ABS







Wheel Speed Sensor



Berfungsi mendeteksi kecepatan putaran roda melalui sensor dan roda gigi yang terpasang pada roda.



ABS Control Module
ABS Control Module memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Mengolah data dari sensor roda dan mengendalikan tekanan minyak rem pada Cylinder Roda melalui Actuator.
2. Fail Safe, untuk mengembalikan sistem ke pengereman konvensional bila terjadi kegagalan pada sistem ABS.
3. Self Diagnostik, untuk mendiagnosa kegagalan pada sistem.





Fungsi Komponen Hidrolik Unit

1. Solenoid Valve, mengatur tekanan minyak rem di Caliper dengan mengatur posisi anchor.
2. Pompa, menurunkan tekanan minyak rem Caliper dengan mengalirkan minyak rem ke Accumulator.
3. Accumulator, mensuplai minyak rem tekanan tinggi ke Caliper bila diperlukan.
4. Reservoir Tank, sebagai tempat penyimpanan sementara untuk menurunkan tekanan minyak rem dalam Caliper secara perlahan.
5. Feeling Valve, mencegah tekanan Accumulator berbalik ke Master Cylinder sehingga rem tidak menyentak.
6. By Pass Check Valve, sebagai jalur kembali minyak rem dari Caliper ke Master Cylinder saat rem dilepas.
7. Relief Valve, sebagai pencegah kelebihan tekanan dari Accumulator yang dapat menyebabkan rem menyentak.















Sistem rem ABS ABS + EBD
ABS + EBD
• Adalah sistem rem ABS yang dilengkapi dengan Electronic Brake force Distribution (EBD), yang berfungsi untuk mengontrol tekanan minyak rem pada silinder roda belakang pada kondisi tertentu.
• EBD pada dasarnya sama dengan Proportioning Valve (Katup P) yang bekerja berdasarkan signal dari Speed sensor yang berhubungan dengan beban kendaraan

EBD
• What is EBD ?
EBD is Electronic Brake force Distribution.
EBD is Rear brake force control system.
(No need P-valve or LSPV)
















PEMERIKSAAN LAMPU ABS
1. ON kan kunci kontak
2. Periksa apakah lampu peringatan ABS menyala selama 2 detik kemudian OFF.Jika tidak berarti ada kerusakan

PEMERIKSAAN LAMPU EBD
1. ON kan kunci kontak dan tarik rem tangan
2. Periksa apakah lampu EBD menyala?
3. Turunkan rem tangan (kunci kontak tetap ON) dan periksa apakah lampu peringatan EBD OFF, jika tidak berarti ada kerusakaan.
• Uraian sirkuit:
Lampu peringatan EBD dikontrol oleh Switch rem tangan, jumlah minyak rem dan Unit ABS






PEMERIKSAAN DTC (dengan jumper wire)
1. ON kan kunci kontak
2. Perhatikan penyalaan lampu peringatan ABS, apakah sesuai dengan tabel DTC
3. Hubungkan terminal term.switch diagnosis dengan ground (F-D) pada konektor diagnosis.
4. Selesai pemeriksaan, putar kunci kontak ke posisi OFF dan lepaskan jumper wire dari konektor diagnosis.
PENGHAPUSAN DTC
A. Cara Pertama
• OFF-kan kunci kontak
• Hubungkan jumper wire pada term.F-D pada konektor diagnosis
• Putar kunci kontak posisi ON
• Lepas jumper wire (term.D) selama 1 detik dan hubungkan kembali selama 1 detik. Ulangi sebanyak 5 kali
• OFF-kan kunci kontak dan lepas jumper wire
• Lakukan tes jalan dan periksa apakah menunjukkan DTC 12 (Normal)
B. Cara kedua
Lepaskan kabel negatif beterai selama 30 detik, kemudian pasang kembali.







PEMERIKSAAN DTC (DENGAN SCAN TOOL)
1. Hubungkan Scan Tool ke kenektor DLC (Data Link Connector)
2. ON-kan kunci kontak
3. Perhatikan DTC yang terlihat pada Scan Tool
4. Selesai pengecekan, OFF-kan kunci kontak dan lepaskan Scan Tool

http://tdwmastery.com/bm/?id=31897

Minggu, 06 Maret 2011

BASIC CONCEPT OF LEARNING EVALUATION AND LEARNING UNDERSTANDING THE LIFE AND CONDITIONS FOR EVALUATION

The evaluation was done either consciously or not, before doing anything from the simple to the complex. As an example of "a housewife who shops the market before deciding to bid has made the measurement and valuation. The efforts of this mother for, obtain information about goods to be purchased correctly and accurately in accordance with the experience and knowledge, conducted by: seen, held, touched, kissed, etc.. After it is done, it was decided which one is selected and what is not to further determine which ones are purchased and which are not purchased.
Since human beings have human uses and valuation measurement in everyday life, but to determine the appliance can not be known exactly.
Since the days of Prophet Noah has been the introduction of the measures. Noah mentioned that the prophet had commanded his followers to make a boat with a size of 300 cubits long, 50 cubits wide and 30 cubits high. Size cubits was along from elbow to tip of middle finger / about 21 inches. (Gilbert Saex: 1980).
Our ancestors use of limbs as a measure because it is easily obtained and used for practical purposes according to the desired destination.
In the development of the body no longer meets several needs, so people started to think about measuring tools, so that now many measuring tools have a lot to be found by humans both physical and non physical.
Non-physical activities such as measurements in the field of social sciences and psychology. According to research experts use tests as a measurement has been carried out since time immemorial. In the book Babylon Jephthah told the use of tests. This test is to find people who at that time Efhiamintes menjadai their enemies. Efhiamintes people can not pronounce the eloquent letters (sh), so that can know their enemy or not. The tester was asked to say "shibolith" if not fluent or not it could mean people Efhiamintes later was beheaded.
From the story above it is concluded that the test results to determine the fate or death of one's life. In china according to research experts use "testing" or penggujian formally been used since 2200 years BC. Dobuis as written by the emperors in China to do "penggujian" against the officials terrace every 3 years. The purpose of this activity is to determine the level of their readiness to perform tasks in accordance with its responsibilities. Besides testing for the upper echelons emperor also menggunanakan tests as a selection tool for selecting the candidates, the test includes: writing, arithmetic, music, use the arrows, ride horses and perform religious ceremonies.
In Europe the use of selection tests for potential interest of employees has been used since the 1850s and in America since the 19th century has developed various tests in the field of psychology. In Indonesia the use of test for interest in education has been used since the Dutch government established schools for the people to their interests, and several, and since last few decades the use of tests for various purposes has been used widely.
Understanding Measurement, Evaluation and Testing
Understanding Measurements
Measurement is an attempt to obtain any information about an object or whatever by using specific measures. This is according to an opinion stating that "the so-called measurement is an attempt to understand the situation as it is, measurements can be data about something" (Director General of Higher Education Department of Education, 1981: 7). Meanwhile, Robert L. Ebel and David A. Frisbie (1986) said the measure is a process of giving numbers to the members of an object or person on an individual basis with the aim of distinguishing characteristics of the levels they are measured, while Gilbert Sax (1980: 9) measurement is the use of the numbers on the attributes of a characteristics of a person, event or object according to a clear formulation or rules.
From some of these definitions it appears that the measurement contains two main meanings of numbers and existence of certain rules. In general it can be concluded that the measurement is an attempt to obtain information on an object as it is by using numbers or scale by using certain rules.
The figures from the measurement results can be divided into 4 levels (level of measurement), namely:
Nominal Scale
At the level of nominal scale of measurement is a number that has no meaning more or less or just mempenyai significance as a label or alternate names or groups as well. Examples of its use as the number houses, rooms, motor vehicles. For example, a house with a house number with the numbers one (1) does not mean that the house is best compared to other homes with house numbers greater than one (1).
Ordinal Scale
At the level of this measurement in addition has a meaning of the name also has a sense of order and that one has a deeper meaning than others, but jaral or intervals are not equal to one another. For example on the order of the championship where one must rank above the rank two and so on, so the champion who berangking one has advantages over the berangking champion two and so on,
Interval Scale
On a scale interval that number has a meaning other than the name or class and the order has the same distance. This scale has no absolute zero, while zero is known at the level of measurement is only an agreement dipembuatan gauge. Therefore it has no zero can not be compared.
An example of interval scale is the result of test or exam scores. For example a student who scored zero on a subject, does not mean he does not know anything about that lesson, it's just repetition time with specific questions she failed, but maybe he will be successful if replicated with other questions.
Ratio Scale
Scale ratio is a number that has meaning, names, sequence and the same distance, also have absolute zero. Because of the scale ratio is comparable, so that all operations can be applied to the count. Examples of the scale ratio is the weight, age, height, length, distance between two words, etc..
Understanding Evaluation / Assessment
In the measurement process we tried to find information about the state of an object is measured by both people, objects, events or other objects quantitatively as it is. At this stage the measurement information obtained by the coarse data that have not been given meaning or not meaningful. To be more meaningful then the measurement results are processed further.
The notion of valuation is in accordance with the opinion which states: "The valuations are all attempts to compare the results of that measurement of something material or standard of comparison." (Director General of Higher Education Department of Education, 1987: 7).
Sedangkam by (Gilbert Sax 1980: 18) states: "Evaluation is a process for making decisions or values based on various observations (measurements) based on the background of appraisal practice."
According to (Gronlund, 1981: 6) states: "The assessment is a systematic process to determine how far the learning objectives can be achieved by students. In this case the target using a comparator study, which compared the learning outcomes achieved by students.
From the various opinions can be concluded that the assessment is the process of decision making based on the information the results of measurements to determine how much students can achieve learning objectives. Thus assessment is always quantitative, and quantitative measurement always.
Testing (testing)
Testing is a series or set of tasks to students diberikab containing the test material to obtain information about the characteristics or specific attributes of each item where there are tasks that are considered correct answers.
While Gilbert Sax (1980: 13) states that the test is a task (task) or a set of tasks that used to obtain systematic observations about an attribute of the result of educational or psychological nature. Another expert stated that the test is a systematic procedure for observing the behavior of a person and describe the behavior using a scale of numbers or a specific classification system (Cronbach, 1971: 26).
Systematic use of the term here means that the test is planned, developed, implemented, disekor, and processed and decided by the rules that have been defined explicitly.
Position Evaluation in the Education Process
In the process of learning and teaching teachers are faced with various circumstances, where they have to take decisions relating to the source of information for students who carried out carefully, fast, thorough and thoughtful. The source was a system of evaluation which will determine the fate / future students. Evaluation to determine the data after the learning ability of children, whether the teaching-learning process has reached the goals / objectives. The evaluation must be done quickly, precise, accurate, thoughtful and have to be careful, because it is very important to know the child.
The success of teachers in implementing the task is strongly influenced by the validity of decisions taken, by considering a variety of information obtained must be thorough, and accurate measures, and processed with the ways and techniques that are appropriate and collected with the appropriate tools as well. In this connection an expert said: "According to the intrinsic nature of teaching requires a lot of decisions made teachers, by school, by parents, by students themselves. Teacher decision can not be based on intuition, alleged that haphazard or habit. Teachers are required to assemble, analyze and use / utilize to make effective decisions that benefit students.
Teachers need the right information to decide correctly. Therefore, the ability in the field of measurement and assessment is one of the most important ability for teachers or educational staff. Teachers must know how to implement various aspects of measurement and assessment of all such as: preparing a test, member value, carry out and interpret intelligence tests and standardized achievement tests. Besides, they also must be able and understand how to implement, giving scores, and interpreting tests, teachers must have a higher ability to compare which one is better before using it.
General Conditions Evaluation
The right information is information that is useful and not misleading obtained through proper evaluation activities as well. To get the correct information evaluation and then the measuring instruments used must meet the following requirements:
Validity (Sahih)
Valid measurement tool is a measuring instrument that can measure what you want to be measured accurately and precisely. This is in accordance with the opinion stating:
"Validity is defined as the extent to the which measurement are useful in making decisions relevant to Toa given purpose" (Gilbert Sax, 1980: 289). That validity is defined as how far a measurement useful in making decisions in accordance with the goals set.
"The most is plistic definition of validity Is That it is the degree to the which a test measures what it is supposed to measured" (Gay L. R, 1983: 110). That is how far the validity of a test to measure what you want measured.
From the above opinion concluded that a valid test can occur when the test ngukur me what I want to be measured in accordance with the purpose of these tests. And expressed by Fernades (1984): "The test is valid for a purpose so a test cans not be valid in general." That test is valid for one purpose, so one test is invalid for all purposes (in general).
As for testing the validity of measuring instruments can be done by:
1. Content Validity (Content Validity)
The validity of this content based on a test that can measure a subject or a desired behavior. While understanding states that the test items that make up a test device should be a representative sample of the possibilities about which items can be made about the content or behavioral domains.
2. Validity of Concept (Construc Validity)
Validity aims to answer the question how far the questions the test can describe a concept or a particular theory with the words of the extent to which the measurement is considered to reflect a concept of a theory.
3. Empirical Validity / correlational (Selected Criterion Validity)
A measuring instrument is considered valid if it has a high correlation with another measure that is considered valid.validitas is divided into two namely:
Predictive Validity
A measuring instrument is valid if it is said in accordance with the circumstances that will come (yanga ability to come)
Empirical Validity (Concurrent Validity)
A measuring instrument is valid if it be said highly correlated with other measurements beyond the instruments.
In addition there are several factors that affect the validity of which are:
The correlation dapatdipengaruhi by the amount subject
Results of correlation is affected by the variability of test score results
Results of correlation is also influenced by the number of test items
b. Reliability
A measuring instrument is said to give reliable results if the "same" when measuring the same thing at different times and places.
Thus, a reliable measuring instrument will provide reliable results or consistent or reflect the true ability of students as measured, not by chance or luck. If the trade-utungan factor can be reduced to a minimum then the reliability will be high.
This is in accordance with the opinion (Gilbert Sax, 1980: 225) which states: "Reliability describes the extent to which measurements can be trusted to obtain a clear and steady. A reliable measurement if it can be said to reflect the true capabilities of what is measured not by coincidence.
Keep in mind here that no matter how high reliability measure in time is never obtained measurement results are really 100% the same. What is meant here is that a single measurement results highly correlated with other measurements.
In any measurement errors will occur whether caused by faulty measuring devices (constant errors) and mistakes caused by chance (random error). Because of these errors then the scores obtained from the measurement is not the actual scores, but the actual scores are sought after by mistake (error). Visually it can be seen in the following formula:
                                                            O = T + E
Where:
O = Obtained scores, the scores obtained from the measurement results
T = True scores, the scores that describe the ability of students when there is no measurement error.
E = Error is a measurement error.
True scores in fact was never obtained and therefore these scores is also called "scores hypothesis."
There are several ways to measure the reliability of measuring instruments, namely:
Technique halved
Technique halved ie test scores by dividing into two parts between the even and odd items, and then correlated. This technique to determine the internal-consistency of the items about which is the element of a test.
Retest technique
Retest technique that is by correlating the two measurements at different times. The same test is given twice in different times and the results correlated. This technique to determine the stability of a given after being some time.
Equivalent (parallel-equivalents)
To avoid the practical effect of students' test-taking experience as experienced re-testing techniques, it can be used parallel or equivalent forms.
In this case the teacher makes the equivalent of two test device is then given to students in the same time. Correlation of both instruments describing the reliability measure used.
Calculations to find the reliability of these techniques can be performed using the product-moment correlation statistic.
The formula:

c. Practicability
Terms of practicality or a test is whether a test can be carried out. A test is said to satisfy the requirements of practicality (praktibilitas) if:
Easy to implement and requires no equipment or supplies that are difficult to obtain.
Easy in terms of check or giving scores, then there are guidelines / instructions in a clear and detailed.
Does not give the cost of expensive, so a test in the implementation does not require much time, effort, and complex equipment that automatically inexpensive.
EVALUATION OF LEARNING
Function and Purpose of Evaluation of Learning Outcomes
One of the goals that must dilakukanoleh teacher evaluation is the evaluation of learning outcomes, in terms of function and purpose, the evaluation of learning outcomes have the following functions:
Diagnostic and Development / remedial
Diagnostic
One way to find out the difficulties faced by the students on the parts of the lessons that have been given then the teacher can use the "diagnostic test" this test should be made of teachers, because they who know about things that are taught. Thus diagnostic tests aim to find trouble or things that have not mastered the students to a lesson.
To be truly diagnostic test can detect the difficulties faced by students, then the diagnostic test must be made in such a way as to completely contain all the capabilities as stated in the learning objectives or include all the material in full. With this diagnostic test that covers all the material, it will be known at the part where a student can not answer properly.
Development / remedial
If most students fail to correctly answer a test item to something, then the teacher should explain once again, before moving to the next matter, if only there were some teachers who fail to provide justification for individual / specific, while others can do enrichment or deepening. In this way the children are less aware of something unknown and the issue may soon be repaired.
For The Selection
In all circumstances limited to the school often faced with a situation, which should take a decision acceptable to the student in a rational and fair.
To make keputusa a fair and acceptable to all parties then conducted tests, that can easily be known who has the right to choose and who fails.
The test used to select students from the prospective students who wish to enter a school should be able to predict the success of students after they received. Therefore the selection test must be able to distinguish or have "different high power" so as to differentiate, their potential and those with less potential.
To Increase Class (promotion)
Achievement test is a decisive factor in determining the student to follow the next lesson. One of the important things for students and for teachers is the problem of rising class. Determining whether someone is worthy to rise or stay the class is through the achievement test as stated in the form of report cards.
The value of report cards report cards is also a school reports delivered to parents, thus intertwined relationship of mutually beneficial cooperation for the progress of student learning.
To place (placement)
Function test results of another study was to determine (placement) in a learning programs often encounter the variation of the ability of students to a subject in order to provide the best possible service to students, teachers can hold grouping students by ability. As seen from the test results of their study.
With the existence of these groups, the teacher will be able to provide services in accordance with the child's ability, so it will obtain better results.
Objective Evaluation
Thus the objective evaluation of learning outcomes are:
Cognitive Domains
Bloom (1956) this cognitive divide into two parts:
The ability to remember information
Katogori is the lowest learning objectives are knowledge (knoledge)
Intellectual ability
Hierarchically as follows:
Ability to understand
Ability to apply
Ability to analyze
The ability to synthesize
Traffic rate
In some detail the cognitive evaluation target can be explained as follows
The ability of knowledge (knowledge: C1) to measure the results of this study questions the teacher can begin with the words operational, is defined, write, mention Etc.
The ability of understanding (comprehension = C2) to know this target-valuation teachers can use the words: distinguish, summarize, give examples, summarize, etc..
Ability to apply (application = C3) this goal can be evaluated by using the words: use of theory, concepts, formulas and principles.
Ability to analyze, (analization = C4) words that can be used to evaluate these capabilities include: describe, distinguish, separate, describe, and lower.
Ability mensitesis (synthesis = C5) which describes the behavior mensitesis capabilities include: categorize, mengkomindasikan, compose, assemble, reconstruct, edit, and revise.
The ability to evaluate (evaluation = C6), the words or terms that describe these capabilities are: to appreciate, criticize, decide, and judge the work.
Affective Domains (values and attitudes)
As the realm of affective cognitive ability is also divided into several levels, namely:
Reception (recieving)
The words that contain these aspects include: select, describe, follow, pointing.
Responding (responding)
Aspect or this level can be explained with the words: answers, help, memorize, write, vote.
Assessing (valuing)
words that contain these aspects include: complete, describe, distinguish, choose, and learn.
Organization (organization)
Depth of this domain can be expressed with words such as: arrange, alter, complete, conclude and explain.
Characterization (characterization)
The words that are relevant to this aspect include: apply, propose, influence, demonstrate, and use.
Domains Skills (psychomotor-domain)
Student learning outcomes after learning something besides his knowledge increases, the more positive attitude over skills also increases. Objective evaluation of learning outcomes in the form of skills is also very important, in order to obtain complete information on learning outcomes. In practice evaluation of learning outcomes in the form of these skills can be done with the "performance test" either in the form of process and outcome.
REFERENCES
Suharno, et al. 1995. Learning and Learning II. Surakarta: UNS Press.

Kamis, 03 Februari 2011

EVALUASI PENDIDIKAN

Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting dan sangat di butuhkan dalam setiap sistem pendidikan, karena evaluasi
dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya
kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar
untuk berubah menjadi lebih baik ke depan.

Tanpa evaluasi, kita tidak bisa mengetahui seberapa jauh keberhasilan siswa, dan tanpa evaluasi pula kita tidak akan ada
perubahan menjadi lebih baik,maka dari itu Jadi secara umum evaluasi adalah suatu proses sistemik umtuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program.


Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang
dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar tertentu.
Hasilnya diperlukan untuk membuat berbagai putusan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
Fungsi Evaluasi Pendidikan , Sangat diperlukan dalam pendidikan antara lain memberi informasi yang dipakai sebagai dasar untuk :

1) Membuat kebijaksanaan dan keputusan.
2) Menilai hasil yang dicapai para pelajar.
3) Menilai kurikulum.
4) Memberi kepercayaan kepada sekolah.
5) Memonitor dana yang telah diberikan .
6) Memperbaiki materi dan program pendidikan
Hasil evaluasi yang didapat sampai sekarang tentang dunia pendidikan Nasional kita cukup memperihatinkan, tidak hanya dalam
segi kualitas tapi juga kegagalan dalam membentuk karakter building generasi muda bangsa Pendidikan menjadi tanggung jawab semua pihak, dimana tujuan pendidikan adalah memanusiakan manusia. membentuk SDM yang berkualitas. Namun sayang kebijakan pendidikan yang ada sampai sekarang masih jauh dari harapan, karena kebijakan pendidikan sepertin kata pakar pendidikan dari Universitas Nasional Jakarta yaitu HAR Tilaar kebijakan pendidikan di Indonesia sesuai dengan pameo ganti menteri ganti kebijakan. Mengingat terlalu luasnya cakupan dalam evaluasi pendidikan makan penulis akan membatasi hanya pada evaluasi hasil belajar siswa dikarenakan masalah ini sangat sesuai dengan tugas penulis sebagai guru.

Seperti yang telah dikemukakan oleh Dr. Muchtar Buchori tujuan dan fungsi evaluasi adalah :
1. untuk mengetahui kemajuan peserta didik setelah ia mengalami pendidikan selama jangka waktu tertentu
2. untuk mengetahui tingkat efisiensi metode-metode pendidikan yang dipergunakan pendidik selam jangka waktu tertentu tadi.

Maka untuk memperoleh hasil evaluasi yang sebaik-baiknya, para evaluator dalam hal ini para guru dituntut untuk memiliki hal hal
sebagai berikut :
1. Mampu melaksanakan, persyaratan pertama yang harus dipenuhi oleh evaluator adalah bahwa mereka harus memiliki kemampuan
untuk melaksanakan evaluasi yang didukung oleh teori dan keterampilan praktik.
2. Cermat, dapat melihat celah-celah dan detail dari program serta bagian program yang akan dievaluasi.
3. Objektif, tidak mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadi, atau juga keinginan/tekanan dari pihak lain agar dapat mengumpulkan data
sesuai dengan keadaannya, selanjutnya dapat mengambil kesimpulan sebagaimana diatur oleh ketentuan yang harus diikuti.
4. Sabar dan tekun, agar di dalam melaksanakan tugas dimulai dari membuat rancangan kegiatan dalam bentuk menyusun proposal, menyusun instrumen, mengumpulkan data dan menyusun laporan, tidak gegabah dan tergesa-gesa.
5. Hati-hati dan bertanggung jawab, yaitu melakukan pekerjaan evaluasi dengan penuh pertimbangan, namun apabila masih ada
kekeliruan yang diperbuat, berani menanggung resiko atas segala kesalahannya.

Selasa, 25 Januari 2011

KOMPONEN AC MOBIL

KOMPONEN AC MOBIL
Setiap unit AC mobil terdiri atas beberapa komponen yang saling melengkapi satu sama lain. Komponen tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu komponen utama, komponen pendukung, dan komponen kelistrikan.
A. Komponen Utama
a. Kompresor
Kompresor merupakan komponen yang bekerja menghisap dan memompa refrigerant agar dapat bersirkulasi ke seluruh unit AC mobil, sehingga terdapat perbedaan tekanan, baik sebelum atau sesudah masuk kedalam kompresor. Prinsip kerja kompresor mirip dengan ‘jantung’ pada tubuh manusia dan refrigerant sebagai darahnya.
Tenaga penggerak kompresor untuk mensirkulasikan refrigerant berasal dari tenaga mesin. Dengan perantaraan belt, pulley dan magnetic clutch, kompresor dapat berputar seirama dengan putaran mesin. Dengan adanya pembagian tenaga mesin untuk menggerakkan kompresor, maka beban mesin akan bertambah, sehingga secara otomatis konsumsi bahan bakar pun akan meningkat.
Kompresor yang terdapat pada unit AC memiliki berbagai tipe, bentuk, dan ukuran yang berbeda-beda. Tipe kompresor dapat dibagi menjadi tiga jenis sebagai berikut:
1. Kompresor tipe Resipro (Crank Shaft)
Kompresor tipe ini bekerja dengan memanfaatkan gerak putar gerak putar dari mesin yang diterima oleh crankshaft kompresor. Crank Shaft adalah poros berputarnya kompresor. Di dalam kompresor, gerakan putar dari crank shaft di ubah menjadi gerakan naik dan turun dengan system mekanis. Karena di dalam kompresor berisi refrigerant dan oli pelumas , ruangan kompresor harus kedap dan rapat (tidak ada kebocoran). Untuk mengurangi kebocoran refrigerant dari ruangan kompresi ke crank shaft , terpasang cincin (ring) pada toraknya.
Di dalam kompresor tipe resipro terdapat dua macam katup (valve), yaitu suction valve dan discharge valve. Suction valve merupakan katup yang terletak di bagian bawah valve plate dan discharge valve terletak dibagian atas valve plate. Saat torak bergerak turun, discharge valve pada posisi tertutup,sebab tekanan refrigerant pada sisi discharge lebih besar dibandingkan tekanan di dalam silinder. Pada saat yang sama, suction valve terbuka akibat terjadinya kevakuman didalam silinder, sehingga refrigerant masuk kedalam silinder. Saat piston bergerak naik, refrigerant di dalam silinder di pompa keluar melalui discharge valve dan dialirkan ke kondensor dengan tekanan dan temperature yang tinggi. Akibatnya, suction valve tertutup karena tekanan di dalam silinder lebih tinggi dari pada tekanan di sisi isap.
2. Kompresor tipe Swash Plate
Pada kompresor jenis ini, gerakan piston diatur oleh swash plate pada jarak tertentu dengan 6 atau 10 jumlah silinder. Ketika salah satu sisi pada piston melakukan langkah tekan, maka sisi lainnya melakukan langkah isap. Pada dasarnya proses kompresi pada tipe ini sama dengan proses kompresi pada kompresor tipe crank shaft. Perbedaannya terletak pada adanya tekanan oleh katup isap dan katup tekan. Selain itu, perpindahan gaya pada tipe swash plate tidak melalui connecting rod, sehingga getarannya lebih kecil.
3. Kompresor tipe Wobble Plate
System kerja kompresor tipe ini sama dengan kompresor tipe swash plate. Namun, dibandingkan dengan kompresor tipe swash plate, penggunaan kompresor tipe wobble plate lebih menguntungkan diantaranya adalah kapasitas kompresor dapat diatur secara otomatis sesuai dengan kebutuhan beban pendinginan. Selain tiu, pengaturan kapaitas yang bervariasi akan mengurangi kejutan yang disebabkan oleh operasi kopling magnetic (magnetic clutch). Cara kerjanya, gerakan putar dari poros kompresor diubah menjadi gerakan bolak-balik oleh plate penggerak (drive plate) dan wobble plate dengan bantuan guide ball. Gerakkan bolak-balik ini selanjutnya diteruskan ke piston melalui batang penghubung. Berbeda dengan jenis kompresor swash plate, kompresor tipe wobble plate hanya menggunakan satu piston untuk dua silinder.
b. Kondensor
Kondensor adalah alat penukar panas, lebih tepatnya membuang panas dari refrigerant setelah di kompresi oleh kompresor. Sebelum masuk ke kondensor, temperature refrigerant masih tinggi, tetapi di dalam kondensor temperature refrigerant didinginkan oleh udara dengan bantuan kipas (extra fan). Setelah keluar dari kondensor, temperature refrigerant menjadi lebih dingin. Fungsi kondensor mirip dengan radiator yang mendinginkan air pada mesin mobil.
Melalui kondensor refrigerant yang berbentuk gas, bertekanan dan bertemperatur tinggi diubah bentuknya menjadi cair dengan tekanan yang stabil dan memiliki temperature lebih rendah. Kondensor berbentuk pipa panjang yang berlekuk-lekuk sebagai tempat mengalirnya refrigerant. Pipa kondensor juga dilengkapi dengan fin atau sirip-sirip yang dapat membantu proses pendinginan refrigerant.
c. Katup ekspansi (Orifice Tube)
Komponen ini berfungsi menurunkan tekanan dan temperature refrigerant, sehingga menimbulkan efek dingin pada evaporator sebelum di embuskan ke ruang kabin. Proses membuka dan menutupnya katup ekspansi dilakukan oleh thermostat (sensing bulb). Ketika suhu dalam kabin tinggi (panas),maka katup exspansi akan terbuka lebar, sehingga aliran refrigerant lebih banyak digunakan untuk mendinginkan suhu kabin yang tinggi. Sebaliknya saat suhu dalamkabin rendah (dingin), katupekspansi akan terbuka sedikit, sehingga aliran refrigerant lebih sedikit.
Katup ekspansi yang digunakan untuk menurunkan tekanan dan suhu refrigerant ternyata lebih populer dibandingkan dengan pipa kapiler. Hal ini disebabkan kondisi operasi kendaraan yang berubah-ubah, salah satunya adalah variasi kecepatan putaran mesin. Penyebabnya adalah kompreso yang digerakkan langsung oleh mesin melalui kopling magnetic. Dengan adanya perubahan putaran mesin, putaran kompresor pun akan berubah. Jika menggunakan pipa kapiler, perubahan laju aliran refrigerant akibat perubahan putaran kompresor tersebut tidak dapat dikontrol. Namun jika menggunakan katup ekspansi yang dilengkapi dengan sensing bulb (thermostat) laju aliran refrigerant dapat dikontrol, sehingga aliran refrigerant selalu dalam kondisi optimal.
Di lapangan, dapat ditemukan beberapa jenis katup ekspansi, tetapi yang paling banyak digunakan adalah jenis katup ekspansi thermostatis (thermostatic expansion valve), yaitu katup ekspansi yang menggunakan sensor panas. Katup ekspansi thermostatis terbagi menjadi dua bagian, yaitu internal equalizer dan eksternal equalizer. Tipe katup ekspansi terbaru adalah tipe boxyang merupakan bagian dari eksternal equalizer.
Komponen AC mobil yang digunakan untuk menurunkan tekanan refrigerant selain pipa kapiler dan katup ekspansi adalah orifice tube.pada orifice tube terdapat sebuah lubang kecil yang berdiameter tetap sebagai media aliran refrigerant. Namun, komponen orifice tube jarang sekali digunakan pada unit AC mobil di Indonesia. Biasanya digunakan pada mobil-mobil keluaran eropa atau amerika, seperti Ford Motor Company dan General Motor
d. Evaporator
Komponen AC mobil ini berfungsi mengubah cairan refrigerant menjadi gas dingin. Pada evaporator terjadi proses evaporasi, yaitu penguapan refrigerant fasa cair menjadi fasa uap. Evaporator merupakan sebuah alat penukar panas, yaitu mengubah refrigerant dari yang semula berwujud cair berubah menjadi gas (berlawanan dengan fungsi kondensor). Panas udara disekitar kabin diserap oleh evaporator saat melewati sirip-sirip pipanya, sehingga saat keluar, udara berubah menjadi dingin. Proses sirkulasi udara dingin tersebut dibantu oleh blower indoor.
B. Komponen Pendukung
a. Receiver (filter Dryer)
Receiver atau filter dryer sering digunakan pada AC mobil yang menggunakan katup ekspansi dalam system penurunan tekanan refrigerant. Bagian ini diletakkan di antara kondensor sebelum katup ekspansi. Di dalam receiver terdapat saringan (filter) dan pengering(dryer) yang berfungsi menyerap kotoran dan air yang terbawa ketika bersirkulasi bersama refrigerant. Filter terpasang pada saluran receiver bagian dalam. Filter ini berfungsi menyaring kotoran yang tidak masuk ke katup ekspansi.
Receiver merupakan tempat penyimpanan refrigerant sementara setelah dicairkan oleh kondensor sebelum masuk ke katup ekspansi. Fungsi lainnya adalah sebagai penyaring kotoran dalam system sirkulasi AC. Kerusakan receiver seringkali sebabkan adanya timbunan kotoran yang terbawa oleh kondensor dan menyebabkan penyumbatan. Jika receiver (filter dryer) rusak, suhu AC menjadi tidak stabil dan seringkali berubah-ubah.
Bagian tas receiver terdapat sight glass, berfungsi mengetahui kondisi refrigerant dalam system AC. Di dalam dryer berisi desiscant (zat yang dapat menyerap uap air)yang berupa silicageluntuk penggunaan R-12 dan zeolit untuk R-134a.
b. Accumulator
Accumulator biasanya digunakan pada system AC mobil yang menggunakan orifice tube sebagai alat penurun tekanan refrigerant setelah kondensor. Accumulator berfungsi sebagai alat penampung sementara refrigerant cair yang bertemperatur rendah serta campuran minyak pelumas dari evaporator. Accumulator terletak di antara evaporator sebelum kompresor. Bahan refrigerant yang telah disimpan dan berupa gas, di alirkan dari bagian atas accumulator melalui saluran isap menuju ke kompresor. Accumulator juga berfungsi mencegah refrigerant cair agar tidak mengalir ke kompresor. Sebab, refrigerant yang masuk ke kompresor harus dalam bentuk gas atau uap.

c. Minyak pelumas (oli kompresor)
Oli kompresor pada system AC berfungsi sebagai pelumas bagian-bagian kompresor yang bergesekan, sehingga mampu meredam panas dan melancarkan pergerakan bagian-bagian kompresor. Miyak pelumas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Mempunyai strukturkima yang stabil, tidakmudah breaksi dengan refrigerant atau benda lain yang digunakan pada system pendingin.
2. Tidak merusak bahan tembaga pada suhu 120⁰.
3. Tidak mengandung air, ter, lilin, dan kotoran lainnya.
4. Mempunyai nilai beku rendah. Artinya pelumas masih dapat mengalir pada suhu yang rendah.
5. Tidak berbusa, karena minyak pelumas yang berbusa dapat terbawa oleh bahan pendingin dan masuk ke kompresor, sehingga dapat merusak katup kompresor.
6. Mempunyai delektrik ( tidak dapat menghantarkan listrik) yang kuat.
7. Dapat memberikan pelumasan yang baik pada temperature tinggi maupun rendah.
Jenis pelumas yang digunakan untuk Freon R-134a adalah polyalkyleneglycol (PAG), sedangkan untuk Freon R-12 adalah minyak pelumas mineral.
d. Saft seal
Minyak pelumas dan refrigerant dalam kompresor sangat rentan terhadap kebocoran, baik saat kompresor sedang berjalan maupun berhenti. Komponen untuk mencegah kebocoran minyak pelumas dan refrigerant adalah shaft seal (penyekat refrigerant) pada poros. Komponen ini terdir atas dua bagian, yaitu shaft seal dan plate seal. Shaft seal terdiri atas dua jenis, yaitu mechanical seal dan lip seal. Biasanya kebocoran refrigerant terjadi melalui komponen ini. Shaft seal terdiri dari gelang penahan , o-ring, ring karbon dan plat seal. Palt seal yang tertahan rapat oleh gelang penahan dengan ring karbon akan tertekan oleh pega, sehingga mampu mencegah kebocoran refrigerant dan minyak pelumas
e. Pipa refrigerant
Pipa refrigerant AC mobil terbuat dari karet (pipa elastic) dan pipa logam yang tahan terhadap tekanan dan temperature tinggi, serta tahan terhadap getara. Bagian dalam pipa logam terbuat dari tembaga dan aluminium yang diproses baik, sehingga lebih tahan terhadap unsure kimia dalam refrigerant.
f. Idle up
Alat ini berfungsi menaikkan putaran mesin apabila AC mobil di hidupkan saat putaran mesin masih idling (stationer), sehingga mesin mobil terhindar dari beban yang berlebihan (overload). Idle up terdiri dari dua jenis yaitu vacuum switch valve (VSV) dan throttle position (TP).
g. Pulley dan belt
Pulley berfungsi sebagai rumah belt. Pulley dan belt merupakan komponen penerus tenaga, yaitu meneruskan tenaga putar dari mesin menuju ke kompresor AC mobil. Terdapat beberapa jenis belt yang dipakai pada AC mobil, diantaranya adalah v belt dan ribbed belt.
h. Ekstra fan (kipas)
Ekstra fan berfungsi mensirkulasikan udara di dalam kabin dan diluar kabin. Motor blower terdapat didalam kabin, sedangkan fan (extra fan) terletak di kondensor (diluar kabin). Blower pada kabin terdiri atas motor penggerak dan blower yang digerakkan. Umumnya tipe blower yang sering digunakan adalah tipe sirocco. Extra fan yang terdapat diluar kabin juga terdiri darimotor penggerak dan fan yang digerakkan.umumnya yang digerakkan adalah fan tipe axial flow.
C. Komponen kelistrikan
a. Sakelar (selector switch)
Sakelar yang digunakan pada system AC mobil pada umumnya adalah jenis sakelar putar rotary switch. Sakelar ini digunakan untuk mematikan dan menghidupkan kompresor, serta memilih kecepatan putaran blower evaporator. Sakelar terdiri dari tombol putar (menunjukkan posisi off, low, medium, dan high) dan terminal listrik.
b. Kopling magnet (magnetic clutch)
Kopling magnet berfungsi memutus dan menghubungkan kompresor dengan penggeraknya (putaran mesin). Saat mesin mobil bekerja,pulley berputar karena dihubungkan oleh belt dengan putaran mesin. Dalam hal ini, kompresor tidak dapat bekerja sebelum kopling magnet dialiri arus listrik. Tiga bagian magnetic clutch sebagai berikut:
1. Stator, merupakan gulungan magnet (magnet coil) yang terpasang pada housing kompresor.
2. Rotor, merupakan bagian berputar yang berhubungan dengan crank shaft (poros) mesin dengan perantaraan pulley belt. Di antara permukaan bagian dalam dari rotor dan front housing dari kompresor terpasang bearing.
3. Pressure plate, merupakan komponen yang dipasang pada crank shaft (poros) kompresor.
Ketika system AC mobil di hidupkan, amplifier memberikan arus listrik yang cukup ke coil stator. Setelah itu, akan timbul medan electromagnet dan akan menarik pressure plate dan menekan permukaan gesek pulley, akibatnya kompresor berputar.
c. Thermostat (thermoswitch)
Alat ini bekerja memberikan sinyal kondisi temperature kabin ke kompresor secara otomatis. Di dalam thermostat terdapat sensor yang akan mendeteksi suhu pada evaporator. Selain mengatur temperature, fungsi thermostat pada AC mobil adalah sebagai pengatur proses kerja kompresor AC.
d. Pengatur Suhu elektronik (thermistor)
Thermistor adalah sebuah resistor yang mempunyai koefisien thermal negative pada system AC yang menggunakan amplifier. Artinya semakin rendah suhunya,semakin tinggi resistansinya, sebaliknya semakin tinggi suhunya, akan semakin rendah resistansinya. Sifat ini dimanfaatkan oleh amplifier untuk menghidupkan dan mematikan kompresor. Pada suhu tinggi dan resistansi thermistor rendah, maka saat itulah amplifier akan mengalirkan arus listrik dari baterai ke magnetic clutch, sehingga kompresor bekerja dan terjadi pendinginan.
e. Pressure switch
Pada tekanan refrigerant yang tidak normal, misalnya akibat pemampatan pada system AC, maka pressure switch akan bekerja dengan cara memutuskan atau menghubungkan aliran listrik yang menuju ke kompresor. Pressure switch terpasang pada pipa yang berisi cairan diantara receiver dan katup ekspansi. Alat ini mampu mendeteksi ketidaknormalan tekanan di dalam system dan akan memutuskan kopling magnet jika terjadi tekanan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah sehingga kompresor pun berhenti bekerja.
f. Relay
Untuk mengalirkan arus listrik ke magnetic clutch, blower motor dan keperalatan lainnya pada system AC mobil, diperlukan relay pengaman. Relay pengaman diperlukan untuk mencegah kerusakan pada kunci kontak. Aliran listrik tidak bias langsung ke magnetic clutch ataupun ke blower motor tanpa melalui kunci kontak, sehingga titik-titik kunci kontak akan cepat aus (terbakar). Hanya dengan mengalirkan arus listrik yang kecil ke coil relay, sudah bias mengalirkan arus listrik yang cukup besar dari baterai ke magnetic clutch ataupun ke blower motor melalui kontaktif relay.

g. Amplifier
Amplifier merupakan rangkaian elektronik yang berfungsi mengatur kerja AC mobil agar selalu dalam kondisi aman dan sesuai dengan keinginan pemakai. Pada prinsipnya, amplifier bekerja sebagai relay otomatis yang mnghubungkan dan memutuskan aliran listrik dari baterai yang menuju ke magnetic clutch. Terdapat dua jenis amplifier yang digunakan pada AC mobil, yaitu temperature control amplifier (pengatur suhu) dan temperature control idling stabilizer amplifier.